T.R.A.P
T.R.A.P
***
Author :
Aisyah Kim
Main cast :
Henry Lau. Kang Ahra
Length :
One-shoot
Genre :
Romance (?)
***
Dentingan piano memecahkan suasana kota Seoul
malam itu.
Alunan melody yang lembut terekam jelas dalam
ingatan gadis yang bersembunyi dibalik dinding.
Ya.. Gadis itu diam diam mengawasi
pria-kekasihnya yang duduk menatap literature nada.
Jari-jarinya lincah menari diatas tuts grand
piano hitam didepannya.
***
#flashback
Seorang
pria muda menekan beberapa tuts dengan kedua tangannya.
Harmonisasi
yang indah antara music dan suaranya yang khas.
“….
Geudae Saranghamnida…~~”
“Ulangi
lagi oppa. Hanbeondo” pinta gadis disampingnya.
“Aku
ingin mendengarnya lagi” lanjut gadis itu tanpa merubah posisi kepalanya yang
bersandar pada pundak pria disebelahnya.
“Ini
sudah yang ketiga kali Ahra-ya. Apa kau tak bosan?” Tanya si pria.
Gadis
bernama Ahra itu menggelengkan kepalanya.
“Ahni..
Aku suka. Sangat suka!”
Ahra
menarik lengan kekasihnya.
Membujuk
agar dia mau mengabulkan permintaannya.
“Arasseo.
Tapi kali ini kau yang mengiringi, eotte?”
***
“Ahra-ya…” gumam Henry.
Dia berdiri dari tempat duduknya.
Matanya mencari ke setiap sudut ruangan
tersebut.
“Ahra-ya.. kau dimana?” panggilnya lagi
“oppa~
Henry oppa..”
Henry berbalik. matanya tertuju kea rah suara
tersebut berasal.
“Ahra-ya.. itu kau??” panggilnya lembut.
Seorang gadis terbalut dress putih memandang
sayup kearahnya.
Rambut hitamnya yang tergerai menambah
kecantikannya malam itu, dia tersenyum.
Henry berjalan perlahan kearah kekasihnya
tersebut.
Cairan bening berkumpul disudut matanya ketika
tubuh gadis itu perlahan menghilang.
“Ya.. Kang Ahra.. Jangan pergi” suaranya
bergetar.
***
#flashback
“oppa..
kau percaya takdir?”
Ahra
memutar –mutar cincin yang melingkar di jari manis.
Henry
berhenti dari kegiatan pianonya.
“Aku
percaya. Memangnya kenapa?” Tanya balik Henry.
Dia
membalikkan tubuhnya agar dapat melihat kekasihnya dengan jelas.
“Aku
hanya bertanya. Apa Tuhan menakdirkan kita?
Aku
takut tidak berjodoh denganmu, oppa.
Aku
takut kehilanganmu”
“Dengar.
Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.
Aku
tidak akan membiarkanmu sendirian.
Aku
berjanji!”
Henry
mengecup kening gadisnya lembut.
***
“ARGHHH!!!”
Henry menekan tuts dengan kesepuluh jarinya
bersamaan.
“Kenapa Ahra-ya.. Kenapa?!!” teriaknya
frustasi.
Henry menahan kepala dengan kedua tangannya.
Badannya bergetar.
“Mianhae
oppa!” samar-samar suara gadis itu datang lagi, kali ini berasal tepat dari
samping kanannya.
Henry memandang lesu gadis disampingnya yang
perlahan menghilang.
***
#flashback
#flashback
“oppa
tebak apa mimpiku semalam?” Ahra memeluk Henry dari belakang.
Kepalanya
bersender pada pundak pria itu.
“Kau
pasti memikirkan aku!”
Henry
menjawil hidung mungil gadisnya tersebut.
“Terus??”
“Hmmm..
kau menghampiriku dengan gaun putih yang indah dan aku menunggumu dengan gagah
di altar” tebak Henry.
Matanya
menerawang membayangkan saat mereka berdua mengikat janji suci atas cinta
keduanya.
“Kau
salah” ujar Ahra menghentikan lamunannya tersebut.
“Lalu?”
“Aku
bermimpi kita bermain dengan anak-anak kita.
Tapi…”
Raut wajahnya berubah.
***
Henry berjalan mengitari ruangan tersebut.
Henry berjalan mengitari ruangan tersebut.
Terekam jelas di memorinya kenangan dengan
gadis yang ia cintai.
“Wae..?? Wae..???”
Dia melempar barang barang yang ada didepannya.
Meluapkan semua emosi ketika bayang bayang Ahra
kembali merasuki pikirannya.
“Mianhae
oppa.. Jeongmal Mianhae” suara gadis itu sayup-sayup terdengar.
Henry duduk terjatuh memandang sesosok gadis
didepannya yang kemudian menghilang.
***
#flashback
#flashback
“Saengil
chukha hamnida~”
Henry
memeluk Ahra.
Dia
mencium pipi gadis itu lembut.
Ahra
tersenyum.
Tangannya
membalas pelukan pria didepannya.
“Gomawoyo
oppa.. Jeongmal gomawo…” bisiknya.
Henry
melepaskan pelukan mereka.
Dia
mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kalung berbandul hati.
“Yeppeoya~
sangat cantik”
Henry
membuka pengait pada kalung tersebut.
Dia
memakaikan di leher kekasihnya.
“Kalung
yang cantik hanya untuk gadis tercantik.
Would
you marry me?”
***
Henry mengemudikan mobil sport merahnya dalam
kecepatan tinggi.
Bayang bayang gadis itu masih terus
menghantuinya.
“oppa..
hajima…””
Suara suara itu kembali terdengar.
Henry meninjak pedal gas membuat laju mobilnya semakin
cepat.
***
#flasback
“Selamat
Tuan Henry Lau. Anak anda laki laki, dan dia pasti tampan sepertimu. Kekeke”
ujar suara yang ia kenal dari sebrang telfon.
“Ahh..
jinjja?
Wahh~
chukhae Nyonya Henry.
Maaf
aku tidak bias menjemputmu”
“Gwaenchana
oppa. Aku tau kau sedang sibuk.
Ehh.
Mulai sekarang aku akan memanggilmu appa Henry. Kekeke”
“tentu
saja istriku yang cantik.
Eomma
juga harus banyak istirahat, ne?”
Ledek
Henry pada istrinya itu.
Mereka
berdua tertawa.
“Oppa..
kau ingin kubawakan pancake coklat atau keju?
Kebetulan
aku sedang ada di cakeshop dekat kantormu”
“Hmmm..
coklat dengan vanilla cream sepertinya enak”
“Oke!
Tunggu aku didepan ya.
2
menit lagi aku sampai..”
Henry
mengambil jas dan bergegas keluar.
“Oppa!!”
teriak seorang gadis memanggilnya dari sebrang.
Henry
melambaikan tangannya.
Ahra
berjalan mendekati Henry saat lampu lalu lintas berubah merah.
Dia
mengangkat boks coklat yang dibawanya.
“Awasss!!!”
teriak Henry saat sebuah mobil melaju cepat kearahnya.
Tubuh
gadis itu terpental dan menghantam aspal dengan keras.
***
Henry menginjak pedal gas lebih dalam.
Mobilnya melaju dalam kecepatan maksimal.
Sedetik kemudian cahaya putih menyilaukan mata.
Suara klakson mobil memekakkan telinganya.
BRAAKKK!!!
Tubuhnya kaku terhimpit body mobil yang
terguling.
Cairan merah kental mengalir dari sekujur tubuh
dan wajahnya.
“Ahra-ya.. Aku berjanji tidak akan membiarkanmu
sendirian.
Tunggu aku…” suaranya melemah.
***
“Maaf membuatmu
seperti ini oppa”
Ahra memandang kejadian didepannya.
Air mengalir dari sudut matanya.
“Bukan
salahmu sayang. Ini takdir kita”
Henry menggenggam tangan Ahra.
Dia melihat dirinya yang satu lagi tergeletak
lemah terperangkap dalam mobil.
I’m
getting tired,
I
guess I’m dreaming alone
Will you strongly shake me and wake me up?
I’m trapped
Will you strongly shake me and wake me up?
I’m trapped
I’m losing myself,
I
can’t even remember my name without you
Now will you let go of me from inside of you, let go of me?
I’m trapped
Now will you let go of me from inside of you, let go of me?
I’m trapped
(Henry
– Trap)