(sequel) T.R.A.P chapter 1


(sequel) T.R.A.P chapter 1
***
Author          : Aissy
Main cast     :  Henry Lau. Kang Ahra. Kim Chiki
Length         : Chaptered
Genre          : Romance (?)
***
I’m getting tired,
I guess I’m dreaming alone.
Will you strongly shake me
and wake me up?
I’m trapped

I’m lossing my self,
I can’t even remember my name without you.
Now will you let go of me
from inside of you, let go of me?
I’m trapped

Maaf membuatmu seperti ini oppa
Ahra memandang kejadian didepannya.
Air mata mengalir dari sudut matanya.
bukan salahmu sayang
Henry menggenggam tangan Ahra.
Dia melihat dirinya yang satu lagi tergeletak lemah terperangkap dalam mobil.
Ahra berbalik, tangisnya pecah membasahi dada bidang Henry.
sudahlah jangan menangis, ini adalah keputusanku.
Aku ingin bersamamu, Ahra-ya

Henry mengelus puncak kepala gadis itu lembut.
Henry memandang perih kepada dirinya yg satu lagi.
beberapa tim medis berusaha menyelamatkannya dari kecelakaan itu.
Tubuhnya berhasil dikeluarkan dari bongkahan mobil yang sudah tak berbentuk.
percuma saja” ucapnya getir saat orang orang berseragam putih kembali memasangkan tabung oksigen di hidungnya.
tidak
Ahra menyeka air matanya yg sedikit berkurang.
Henry menatapnya gadisnya.
hmm??” tanyanya bingung.
Apa yang ingin kau katakan Ahra-ya?”
Ahra menautkan tangannya dengan tangan Henry.
Menyimpannya di depan dada.
tempatmu bukan disini oppa” ujarnya rancu.
Aku masih merasakan kehidupan didalam sini
Ahra meletakkan tangannya didada Henry.
Di jantungnya.
Aku bisa merasakan detakmu oppa.
kau tak pantas disini
Henry menelaah kata kata yang diucapkan gadisnya itu.
maksudmu aku masih hidup?
Ahra mengangguk lemah.
tapi- kau lihat Ahra-ya. aku sudah mati.
Aku membunuh diriku sendiri, kau lihat-
Ahra mengecup bibir Henry lembut memotong ucapan Henry.
kembalilah
Ahra mengendurkan tangan mereka yang saling terkait.
tapi…”
Ahra-ya! Kang Ahra!
Henry memanggil gadisnya yang perlahan menjauh.
Tidak.
bukan gadis itu yang menjauh, tapi dirinya.
Tubuhnya tertarik seperti magnet hingga kegelapan menyerang matanya.
***
Henry POV
Kejadian kejadian itu terus terputar dihadapanku.
Seperti potongan drama yang terus diulang.
Bagaimana gadis itu tersenyum saat aku mengecup keningnya.
Dia tertawa ketika aku bertindak bodoh dihadapannya.
Dan dimana dia menangis saat melihat tubuhku terkulai lemah.
kejadian terakhir itu masih kuingat sangat jelas.
Aku yang tergeletak ketika mobilku terguling dan berkali-kali menghantam aspal jalanan.
kau tau?
itu sangat sakit.
sangat sakit.
***
Author POV
2 orang berseragam putih berlari di koridor sebuah Rumah Sakit swasta di Seoul,
menuju satu kamar yang mengirimkan sinyal diruang pengasawan pasien.
Pria dikamar itu bereaksi, tubuhnya kejang.
“perawat Lee, tolong berikan aku suntikan itu” pinta seseorang yang menggunakan jas putih.
Perawat Lee memberikan barang yang dimaksud.
Dokter muda itu menyuntikkan cairan pada tangan pasiennya yang sesaat kemudian berhenti bergerak.
“Uisanim, apakah dia tidak apa apa?” tanya perawat Lee saat pasien didepannya kembali tenang.
“Ya. aku memberikan obat penenang padanya.
Sebaiknya kau kembali, aku akan menunggu reaksi obatnya” perintah dokter muda itu yang dibalas anggukan sedetik kemudian.
“Ne Chiki uisanim. Saya permisi”
Perawat Lee membereskan peralatan didepannya kemudian berlalu.
“satu lagi. Jangan memanggilku seperti itu Wonlee-ah, panggil saja nama”
Perawat Lee mengangguk, tersenyum.
“arasseo eonni”
Dokter muda itu menarik kursi didekatnya.
Dia duduk, membuka berkas yang dia bawa dan mengamati perkembangan pasien didepannya.
“jadi namamu Henry Lau anak muda?” tanyanya pada kertas yg dia bawa.
“aaah-” gumamnya membaca deretan data ditangannya.
Sedikit banyak dia tau tentang pasien barunya itu.
***
“Selamat pagi Henry-ssi. Kau sudah enakan hari ini?” sapa Chiki saat dia memeriksa keadaan pasiennya pagi itu.
Henry mengangguk lemah.
Matanya menerawang jauh.
“sepertinya trauma kecelakaan itu belum hilang.
kalian bisa membawanya lain kali” ujar Chiki pada dua pria yang dibawanya.
“tapi nona, kami membutuhkannya sebagai saksi” ujar pria yang memakai baju dinas kepolisian.
“saya mengerti. tapi saya adalah dokternya,
saya lebih paham kondisi pemuda ini pak” tegas Chiki dengan beberapa penekanan pada kata-katanya.
“baiklah. kami meminta kerjasamanya nona. hubungi kami jika dia sudah sehat”
kedua polisi tersebut meninggalkan kamar Henry.
“kecelakaan apa sih yang kau buat anak muda?” tanya Chiki sambil memeriksa denyut di tangan pasiennya.
“kau tak perlu tau” jawab Henry dingin.
“jika sudah selesai denganku, bisakah kau pergi dari sini?
aku ingin sendiri” tambahnya
Chiki sedikit tersentak dengan penuturan Henry.
Gadis berdarah korea-jepang itu memakluminya.
“baiklah. jika butuh apa-apa kau bisa menghubungiku atau perawat Lee”
***
“eonni, apa kau merasa aneh dengan dia?” tanya wonlee setelah mereka meninggalkan ruangan Henry.
Chiki berdehem.
Matanya menatap lorong di depannya.
“kau berpikiran begitu wonlee-ah?” tanya Chiki yang dibalas anggukan.
“sudah seminggu sejak dia sadar tapi tidak ada yang menjenguknya”
Chiki mengingat riwayat pria itu yang pernah dibacanya.
“sudahlah. kau tidak perlu mengkhawatirkannya”
***
Chiki mengambil berkas kuning ditumpukan meja kerjanya.
Dia membaca dengan seksama.
Henry Lau.
25 tahun.
Blowson Apartment. B2 CF3.
Menikah dengan Kang Ahra-
‘Kang Ahra???’ batin Chiki.
“eonni…” wonlee menghentikan kegiatan chiki.
Matanya memandang gadis didepannya.
“Ada apa?”
“pasien itu.
Henry-ssi”
***
TBC

Leave a Reply