(sequel) T.R.A.P chapter 2



(sequel) T.R.A.P chapter 2
***
Author        : Aissy
Main cast    : Henry Lau. Kim Chiki
Length        : Chaptered
Genre         : Romance (?)
***
“Sudah kubilang lepaskan aku!” bentak Henry pada dua security yang menahan kedua tangannya.
“tapi tuan, anda belum boleh keluar”
security itu menarik Henry kembali ke kamarnya.
“Biarkan aku pergi.
Lepaskan aku!” berontaknya.
Chiki setengah berlari memasuki kamar Henry diikuti Wonlee.
“ada apa ini?” tanya Chiki pada tiga pria didepannya.
“begini nona. pasien ini mencoba kabur-”
“aku tidak kabur!” potongnya.
“Aku hanya ingin pergi sebentar!”
“lepaskan dia. kalian bisa kembali” perintah Chiki.
kedua security itu melepas tangan mereka dan membungkukkan tubuhnya.
“kami keluar dulu. selamat siang”
“Jadi apa penjelasanmu anak muda!” Chiki duduk di bangku dekatnya.
Tangannya menopang dagu.
“Aku punya nama. Dan aku bukan anakmu!” tegasnya.
Henry duduk di pinggiran kasur.
Tangannya dilipat didepan dada.
“aah.. nah Henry-ssi, berikan aku alasan mengapa kau ingin pergi?”
Henry terdiam menatap dokter didepannya.
Bahunya yang tegang sedikit mengendur.
“aku ingin bertemu seseorang. kumohon..”
Matanya memerah.
Dia mengusap sebelum air matanya jatuh.
Chiki memandang balik Henry.
Baru kali ini dia melihat pria itu tidak seperti biasanya.
Dingin.
“baiklah. tapi aku harus ikut.
kau masih dibawah pengawasanku”
Henry mengangguk setuju.
Senyumnya di bibirnya mengembang.
***
“belok kanan uisanim”
Henry mengarahkan jalan ke tempat tujuannya.
Chiki melirik Henry sejenak.
Mata mereka bertemu.
“wae??”
Chiki menarik pandangannya.
Matanya kembali terfokus pada jalanan.
“jangan panggil seformal itu Henry-ssi,
toh umur kita tidak terpaut jauh”
Henry memandang gadis disampingnya.
Bingung.
“lalu.. siapa namamu?
“Chiki. Kim Chiki” jawab gadis itu.
Keduanya terdiam dalam pikirannya masing.
***
“kau tidak ikut?” tanya Henry saat mereka tiba di tempat tujuan.
Chiki memandang area disekitarnya.
Matanya terpaku pada papan coklat bertuliskan
‘Grand hills’
“Chiki-ssi? kau tidak ikut turun?” tanya Henry lagi.
Gadis yang disapanya tersadar.
Matanya memandang Henry heran.
“k..kau duluan saja. a..aku menyusul”
Henry melepas belt dan melangkahkan kakinya keluar.
Meninggalkan gadis itu dengan pikirannya.
‘grand hills?
bukankah ini…
pemakaman?
apa mungkin-’
Chiki berdiri cukup lama dibelakang pria yang tengah berlutut.
“Henry-ssi” panggil Chiki pada pria itu.
Pria yang dipanggil menoleh.
Jarinya mengusap butir butir disudut mata.
“aaah kau” ucapnya pelan.
Henry berdiri menjajari.
“kenalkan..
dia istriku, Kang Ahra”
Tangannya menunjuk gundukan hijau didepannya.
Chiki terdiam memandang Henry dan gundukan tanah didepannya.
Otaknya masih mencerna ucapan Henry.
“dan ini..
calon anak kami” ujar Henry.
Tangannya berpaling pada gundukan kecil disampingnya.
***
“Maaf aku tidak tau” suara Chiki memecah keheningan diantara mereka.
“gwaenchana” jawabnya pelan.
Henry memandang jalan disampingnya.
Tangannya bersender pada pintu mobil menopang dagu.
“yoboseyo..”
Chiki memasangkan headset setelah menekan tombol hijau pada screen di mobilnya.
“……..”
“kami akan sampai sebentar lagi”
“……..”
“ne wonlee-ah, gomawo”
Chiki membanting stir.
Mobilnya berbalik arah.
“kita mau kemana?” tanya Henry bingung.
Matanya memandang Chiki yang fokus pada jalan didepannya.
“kantor polisi”
***
“Henry-ssi tenanglah”
Chiki menarik tangan Henry mundur.
Menjauhkannya dari pria yang menunduk didepan mereka.
BRUGG!!
Henry mengayunkan kepalan tangannya tepat mengenai pipi pria itu.
Tubuhnya limbung.
Pria itu hanya terdiam dan mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya.
“Sialan kau!!” umpat Henry.
Tangannya kembali terkepal dan bersiap melayangkannya lagi.
PLAKK!!
Tangan kanan Henry menggantung di udara kemudian memegang pipinya yg terasa perih.
“kau-” kata katanya tergantung memandang gadis itu.
“Bersikaplah dewasa, Henry-ssi!!” bentak Chiki.
“kau tidak mengerti, dia-”
“biarkan polisi yang menghukumnya” jelas Chiki
“kau tidak mengerti Kim Chiki!” seru Henry dengan penekanan pada kata katanya.
“Jelaskan padaku agar aku mengerti-”
“KAU TAK TAU PERASAANKU CHIKI-SSI!! DIA YANG MENABRAK ISTRIKU! DIA PEMBUNUH ANAKKU!!!”
Henry pergi meninggalkan ruang introgasi itu. Matanya memerah.
“Henry-ssi tunggu!”
***
Sejak kejadian seminggu lalu Henry kembali murung dan dingin.
Hatinya sering berteriak mengumpat dokter bodoh yang menghalangi dia menghabisi Ahn Yongsun, pria yang membuat dia dan istrinya terpisah dunia.
“Permisi, Henry-ssi” sapa Wonlee membawa beberapa berkas ditangannya.
Henry melihat Wonlee yang berjalan mendekati ranjangnya.
“Ini rincian obat dan surat kontrol kesehatan anda”
Wonlee menyimpan berkas itu disamping Henry.
“hmm, perawat Lee” Henry memanggil Wonlee yg berjalan keluar.
Gadis itu berbalik.
“apa.. Kim uisa-”
“aah iya, Chiki eonni mengambil cuti panjang.
Jadi minggu depan kau akan ditangani oleh dokter lain” jelas Wonlee.
Perawat Lee meninggalkan Henry yang masih bergulat dengan pikirannya sendiri.
***
Henry menekan tuts pada grand piano didepanya.
Bibirnya bersenandung pelan.
You and I,
we are becoming more different.
In your endless greed,
I am an abandoned bird inside
a small birdcage called you.

I can’t even fly away.
I am getting more and
more weak inside of you.
Inside this love that always lingers.

I want to forget you.
I want to fly away.
I want to let you go.
I want to be free.
***
#flashback
Henry berdiri kaku dengan kepala tertunduk.
Badannya bergetar.

“Mianhae Henry-ssi”
Chiki berdiri dibelakang Henry.

Matanya memandang punggung pria didepannya.
“Aku juga pernah merasakan hal yang sama sepertimu.
Bahkan lebih”

Chiki menggigit bibir bawahnya, mencoba menetralkan perasaannya.
“Kau tahu?”

“Aku kehilangan semua keluargaku.
Bahkan aku juga kehilangan ‘dia’”

“bodoh!!!” ujar Henry pelan yg terdengar gadis itu.

“Kau benar. Aku bodoh!
Sangat bodoh!
Kalau bukan karena kebodohanku mungkin saat ini ‘dia’ masih ada,
menjadi keluargaku satu satunya. Dan menjadi calon suamiku saat ini”

Chiki mengusap air mata yang mengalir dari mata indahnya.
Pria itu berhasil membuat Chiki mengingat masa masa tersulitnya.
***
TBC

Leave a Reply